Ditulis oleh : Zaeywayn
Kamu juga ingin tulisan tentang Football Managermu dimuat di Artupoke.com, cek dimari !
Beberapa waktu yang lalu, saya menuliskan artikel mengenai Liga Skotlandia yang berisi klub-klub tua (rata-rata berdiri pada abad ke-19) dari klub-klub tua tersebut ada yang menjadi pelopor klub sepakbola profesional, salah satunya adalah Queen’s Park klub yang bermain di Ladbrokes League Two. Queen’s Park merupakan salah satu klub tertua dan juga salah satu “bapak” sepakbola profesional di Britania Raya, Eropa bahkan Dunia. Namun, menyandang status tersebut tidak selamanya bisa memberikan sebuah keistimewahan bagi Queen’s Park, mereka terdampar di divisi keempat kompetensi sepakbola Skotlandia bahkan menyandang status “Semi-Profesional” klub di Football Manager 2020, sebuah ironi bagi pendiri sepakbola profesional yang mendapat status semi-profesional. Dari kasus tersebut melatarbelakangi saya untuk mengembalikan kejayaan klub yang berdiri pada 9 Juli 1867 ini. Lalu, bagaimana perjuangan saya membawa klub ini kembali ke masa jayanya
Sebelumnya setelah beberapa bulan bermain Football Manager 2021, rasa kangen saya dengan Football Manager 2020 kembali muncul, hingga akhirnya saya memutuskan untuk bermain Football Manager 2020 lagi. Namun, karena sudah berlalu lalang bermain dengan berbagai tantangan atau bermain di beragam divisi empat benua di berbagai save seperti di Asia (Indonesia, Australia, Korea, dan Jepang), Amerika Selatan (Argentina dan Brasil), Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat), dan Eropa (Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Prancis, Belanda, Norwegia, Ireland, dan Russia) rasa bosan mulai terasa, hingga akhirnya saya ingin mencoba lagi lower league challenge.
Lower league challenge berhasil mengingatkan saya bagaimana perjuangan saya membawa klub Nuneaton Town dari Blue Square Premier sampai menjadi klub yang mapan di Premier League dengan pemain muda berbakatnya di Football Manager Handheld 2013 (game Football Manager pertama saya). Saya ingin membangkitkan kembali kenangan tersebut dengan klub yang dikenal dengan penghasil pemain muda terbaik. Namun, saya tidak mau mencoba di kompetensi sepakbola Inggris karena persaingan masih ada ketimpangan, sehingga pilihan saya jatuh ke klub divisi keempat Liga Skotlandia yaitu Queen’s Park. Ada beberapa faktor yang membuat saya memiliki klub ini yaitu : Liga Skotlandia masih didominasi oleh Celtic atau Rangers, Kompetensi sepakbola Skotlandia tertua dan terunik di Eropa, Queen’s Park merupakan klub tertua di Skotlandia bahkan di Eropa, dan terakhir yaitu fasilitas Queen’s Park mampu membantu saya merealisasikan visi tersebut.
- First Impression Melatih Klub Semi-Profesional

Kesan pertama saya dalam menangani Queen’s Park adalah shock berbeda dengan Football Manager Handheld 2013 yang saya mainkan, Football Manager 2020 terlalu kompleks bagi lower club. Bagaimana tidak, ketika saya bermain dengan Nuneaton Town setidaknya saya masih bisa merekrut pemain free agent tapi memiliki kontrak yang wajar, begitu pula jenis kontraknya yang hanya full contract. Namun, ketika saya bermain dengan Queen’s Park yang menyandang status semi-profesional kontrak yang bisa saya berikan hanya part-time, tidak hanya pemain tetapi juga staff tim. Tentu hal ini membuat saya bingung karena tidak bisa mengontrak pemain berbakat saya dengan jangka panjang dan hanya bisa dikontrak selama satu tahun atau 11 bulan.
Begitu pula dengan jadwal training tim ini yang hanya dilaksanakan pada hari selasa, rabu, dan sabtu. Dengan jadwal latihan yang dilaksanakan 3 kali dalam seminggu membuat pemain muda saya tidak berkembang. Well, semua itu baru permulaan saya harus kuat untuk mewujudkan visi saya tersebut.
- Step Pertama Mewujudkan Visi di League Two

Visi saya untuk menjadikan Queen’s Park menjadi klub penghasil pemain sepakbola muda terbaik, namun untuk mewujudkan visi tersebut harus ada langkah pertama dan langkah pertama saya adalah melampaui batas target yang diberikan oleh board yaitu saya harus bisa promosi baik sebagai juara maupun melalui playoff. Dengan promosinya Queen’s Park maka akan lebih mudah mendapatkan status klub profesional. Maka langkah pertama saya adalah merekrut pemain free agent. Faktor utama saya merekrut pemain free agent karena permasalahan finansial klub yang masih lemah, saya harus bisa merekrut pemain untuk mengisi posisi yang kosong, dengan ini saya bisa merealisasikan visi saya. Langkah pertama saya bisa dibilang sukses dengan berhasil merekrut 9 pemain sepanjang transfer musim panas dan 1 pemain saat transfer musim dingin. Dan melepaskan 2 pemain dengan status loan, 1 pemain dengan status free transfer, dan satu pemain dengan status pembelian seharga 3,8k Pounds.
- Step Kedua Mewujudkan Visi di League Two
Langkah selanjutnya adalah mencoba membujuk board untuk mengembangkan fasilitas pemain muda seperti Youth Facilities, Junior Coaching, atau Youth Recruitment. Namun, ketiga permintaan saya ditolak dengan alasan finansial, sehingga saya menahan diri sampai klub ini mampu promosisehingga klub mampu mendapatkan suntikan dana.
- Step Ketiga Mewujudkan Visi di League Two

Langkah berikutnya adalah merekrut staff, merekrut staff adalah sebuah kewajiban meskipun tim masih berstatus semi-profesional. Sebagai klub semi-profesional maka saya tidak bisa muluk-muluk memilih staff mahal dan berkualitas, saya hanya bisa merekrut staff yang mumpuni dan mampu digaji sesuai dengan kemampuan tim. Akhirnya saya mampu merekrut 10 staff selama musim 2019/2020 dan melepaskan 4 staff secara free transfer.

Dari ketiga langkah tersebut, saya mampu membawa tim ini promosi. Namun, di kompetensi lainnya seperti Betfred Cup, Scottish Cup, dan Tunnock’s Caramel Wafer Challenge Cup tim saya tidak berhasil. Board juga tidak memasang target yang besar bagi saya sehingga saya tidak tertekan dan bermain dengan santai. Dengan membawa tim ini promosi maka target saya adalah menjadikan klub ini sebagai klub dengan status profesional. Tentu saja dengan status profesional ini mampu membantu saya untuk memaksimalkan latihan dan kontrak jangka panjang pemain muda. Musim berikutnya saya targetkan untuk merekrut pemain muda free transfer karena dengan mulainya musim baru maka banyak regen-regen bermunculan dan ini kesempatan bagi saya untuk merekrut pemain muda tersebut untuk mewujudkan visi saya. Keberhasilan saya membawa tim ini promosi dibalas dengan kontrak baru selama dua tahun sampai tahun 2023. Selain itu, Queen’s Park pindah dari Hampden Park ke Lesser Hampden yang bersebelahan, perpindahan tersebut dinilai logis bagi tim yang masih berstatus semi-profesional, sebab bermain dengan stadium yang besar tetapi hanya memiliki suppoter yang kurang dari 1,000 orang maka tidak akan maksimal. Dengan perpindahan ke Lesser Hampden yang saat itu berjumlah 2,000 kursi maka setidaknya 50% kursi sudah terisi dibandingkan ketika bermain di Hampden Park. Dengan begitu maka akan memaksimalkan pemasukan tim dari tiket.
Dengan keberhasilan saya membawa tim ini promosi dan perjuangan saya diganjar dengan kontrak baru dan stadium baru maka bisa dibilang visi saja masih berjalan lancar, meskipun belum terealisasikan dengan baik. Di part selanjutnya, salah satu visi saya bisa terealisasikan dan mampu menjadi langkah pertama saya dalam mengembangkan tim ini bahkan bisa dibilang salah satu langkah penting bagi saya untuk merealisasikan visi saya. So see you soon di part selanjutnya. Penulis : @zaeywayn
follow me @Rtupoke and the Fan Page or subscribe this blog ya FM Lovers. Keep Sharing//
Para Komentator