Beranda

Review IDFM League edisi Oktober 2020

1 Komentar

Update IDFM League

Oktober 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

Bulan Oktober merupakan bulan penghujung penyelenggaraan IDFM League, mulai dari IDFM Super League, IDFM Championship dan IDFM Cup. Semua turnamen menyajikan pertarungan yang menarik hingga akhir musim. FC Wow yang berjarak 5 poin di 3 pekan terakhir harus mengunci semua kemenangan dan berharap de Facolda terpeleset agar mendapatkan title juara IDFM Super League. Kemenangan atas Ratvan Navy, Firumy FC dan Songhek tidak cukup untuk menggeser de Facolda dari puncak klasmen karena tim asuhan Bakti Ilham Akbar itu berhasil mengunci kemenangan atas Mbelitar FC dan Belzta. Sedangkan pesaing lain, Benchwarmers sebenarnya berpeluang menyalip de Facolda di menit-menit akhir IDFM Super League namun kekalahan atas Sehai United di pekan terakhir membuat tim asal Jakarta ini harus puas berada di peringkat 3 dan gagal meraih gelar IDFM Super League ke tiga sepanjang sejarah. Gelar juara akhirnya mendarat kepada tim promosi musim ini, de Facolda.

Sementara itu dari zona degradasi harus menurunkan Uncle John, Omegu FC, Firumy FC dan Songhek dari IDFM Super League musim depan. Inkonsistensi 4 tim ini sepanjang 8 bulan ini gagal diperbaiki dan harus puas berada di zona terbawah IDFM Super League. Sedangkan Songhek yang berada di zona playoff harus menelan pil pahit kalah oleh peringkat 5 IDFM Championship, 404 Nout Found dengan agregat 4-2. Dengan begitu, ada 5 tim IDFM Super League dan 5 tim IDFM Championship yang bertukar posisi  musim depan. The greatest escape show berhasil ditampilkan oleh Ratvan Navy. Setelah sepanjang musim berkutat di zona merah dan zona playoff, kemenangan penting atas Omegu FC berhasil menjauhkan tim asal Jogja ini dari zona merah dan berhasil bertahan di IDFM Super League musim depan.

Sedangkan di papan tengah, tim promosi lain seperti Mbelitar FC dan Asgar Pride bisa memberikan kejutan dengan berada di peringkat 8 dan 6. Kedua tim promosi tersebut berhassil mengungguli juara bertahan IDFM Super League yang hanya sanggup bercokol diperingkat 12.

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

Iklan

IDFM LEAGUE : Tentang Adaptasi, Tekanan dan Bicara Masa Depan

Tinggalkan komentar

Delapan bulan telah dilalui oleh seluruh tim yang berkompetisi di Artupoke IDFM League. Tetapi setidaknya ada dua tim yang patut disorot, dan tim tersebut adalah: Boxer FC dan Gotir FC.

Boxer adalah salah satu tim legendaris di liga online Football Manager terbesar di Asia Tenggara dengan segudang prestasi selama tiga musim bernaung. Sementara itu Gotir, menjalani musim keduanya di kasta kedua IDFM League yaitu Artupoke Championship. Menarik untuk melihat kiprah kedua tim ini mengingat kedua manager kerap melontarkan psy-war satu sama lain.

Dan musim depan, baik Boxer yang dimanajeri oleh Adam Khassaugi dan Gotir yang dimanageri oleh Mahatir, akan bermain di kasta utama yaitu Super League.

“Ini yang sudah saya nantikan,” tegas Mahatir, manager Gotir yang kami interview dengan secepat kilat. “Kami mungkin tidak diunggulkan, tapi kami di sini – di Super League musim depan. Itu artinya saya punya kesempatan untuk mengalahkannya,” sambungnya.

Tentu apa yang disebutkan oleh Gotir tampak sangat jemawa, terlebih Boxer bukanlah tim sembarangan. Adam – sang manager, adalah salah satu generasi pertama yang berhasil promosi ke kasta tertinggi meskipun tim berlambang orang menggunakan sarung tinju dan boxer ini lebih lekat dengan predikat runner up.

Akan tetapi, musim ini Boxer menjalani musim terburuknya selama berkencah di Artupoke IDFM League selama empat tahun ke belakang. Ia berkata: “Musim ini aneh, benar-benar aneh. Persiapan yang tidak matang di awal musim mengakibatkan kami sempat berada di zona merah, meskipun akhirnya cukup nyaman di papan tengah,” tukas Adam sang manager.

“Sekarang saya paham betul seperti apa stress-nya seorang manager saat timnya tidak perform. Pressure-nya tinggi, tapi ini justru melecut anak-anak untuk tampil lebih baik, terutama di paruh kedua kompetisi,” sambungnya. “Kami berusaha sebaik mungkin musim depan, Benchwarmers – rival kami – tampil konsisten lagi dan saya pasti bisa kembali ke papan atas.”

Sementara itu Gotir, telah memastikan diri dengan predikat runner up Artupoke Championship setelah mencuri perhatian dengan muncul sebagai juara group C di fase group sepanjang 26 laga. “Kuncinya, saya bersungguh-sungguh. Dan siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti berhasil,” sebut manager tim ini, Mahatir.

Group C bisa disebut sebagai group paling oportunis dan merata kekuatan timnya. Terutama di paruh kedua kompetisi – setelah dominasi AC Dark Knight runtuh, peluang semua tim menjadi sangat merata. Total perolehan poin di group ini pun lebih kecil di banding milik Hexorcist dengan 50 poin di group A, Kasamu dengan 53 poin di group, Gotir sendiri “hanya” mengoleksi 47 poin!

“Saya melihat ada pergantian trend pada tengah musim, saat Batsy (julukan AC Dark Knight) menggunakan 4-4-1-1 yang begitu digdaya lalu melemah di tengah musim, saya mulai mengukuti trend hingga akhirnya kembali ke 4-4-2 saat justru banyak yang meninggalkan taktik tersebut,” sebut Mahatir yang diamini oleh Adam. “Itu benar beberapa tim turun drastis saat pertengahan musim.”

Mengenai Retropus IDFM Cup, manager Boxer pun mengakui bahwa ia berusaha untuk tampil baik di ajang tersebut hanya saja kurang beruntung: “Setelah hancur di liga, target saya berikutnya adalah Retropus IDFM Cup. Tapi kami harus bertemu dengan Bakul Lumpia, tim yang memiliki taktik sangat baik musim ini.”

Boxer yang mengakhiri musim di papan tengah klasemen memberikan satu kalimat yang cukup membuat Gotir harus waspada musim depan dalam mengarungi kasta tertinggi Artupoke IDFM League. Ia menegaskan, “Meskipun kami sering mengadakan latihan sparring, Gotir harus tahu bahwa Super League tidak bisa disamakan dengan divisi Championship. Di sini penuh tim yang berpengalaman dan ambisius. Dan saat kita berada di satu divisi yang sama, maka tidak akan ada lagi sparring.”


Pernyataan tersebut dibalas dengan cara yang tak kalah elegan oleh Gotir, “Saat melawan Boxer tim akan menurunkan performa yang terbaik. Karena setiap momen melawan Boxer, kemenangan jadi hal yang wajib.”


Derby dari dua tim ini patut ditunggu kehadirannya musim depan. Siapakah yang akan berada lebih tinggi? Sang tim promosi Gotir? Atau Boxer yang akan kembali bangkit musim depan?

Sebuah pepatah pernah disampaikan oleh mantan manager Liverpool FC yang lengendaris, Sir Kenny Dalglish: “Waktu adalah obat paling mujarab menghadapi penyakit (Cedera).” tapi di Artupoke IDFM Super League waktu adalah jawaban yang paling benar menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Sampai ketemu musim depan!

IDFM LEAGUE : KETAT DI ATAS, KERAS DI TENGAH, PANAS DI BAWAH

Tinggalkan komentar

Judul diatas tepat untuk menggambarkan persaingan IDFM Super League 2020. Sampai dengan GW 34, masih belum memunculkan tim yang juara maupun tim yang terdegradasi. Semua manajer tim saling berlomba mengerahkan taktik dan pemain terbaiknya, untuk meraih hasil yang maksimal. Tidak ada yang ingin terdegradasi, begitupun semua juga ingin meraih gelar juara. Berikut klasemen sampai dengan GW36 :

PEREBUTAN GELAR JUARA

Hingga GW36 masih ada 3 tim yang berpeluang meraih juara. Adapun 3 tim tersebut adalah de Falcoda, FC Wow dan Benchwarmers. Mari kita utak atik peluang 3 tim tersebut.

Lainnya

Review IDFM League edisi September 2020

Tinggalkan komentar

Update IDFM League

September 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

Semakin berakhirnya IDFM Super League 2020, turnamen e-sport­ Football Manager terbesar se Indonesia semakin menunjukan keseruannya. De Facolda masih memimpin klasmen sepanjang bulan September. Namun posisi de Facolda tidak aman karena FC Wow berhasil memangkas selisih 4 poin di akhir bulan Agustus menjadi 1 poin saja. Kegagalan de Facolda mengalahkan FC Wow di pekan 34 menjadikan posisi tim asal Jogja ini tidak aman. Selain itu, FC Wow masih menyimpan 1 pertandingan yang bisa menjadi pertandingan kunci FC Wow untuk merebut tahta dari de Facolda. Persaingan gelar juara tak hanya diperebutkan oleh kedua tim, namun Benchwarmers, tim tersukses sepanjang sejarah IDFM League pelan-pelan merangsek naik. Dalam 4 pertandingan di bulan September, tim asal Jakarta ini berhasil meraih 3 kemenangan dan naik dari peringkat 6 di bulan Agustus ke peringkat 3 di bulan September. FC Wow dan de Facolda tentu saja tidak bisa memandang sebelah mata Benchwarmers.

Performa bagus Benchwarmes di bulan September menyebabkan tim promosi Mbelitar FC harus tergusur. Setelah nyaman di 3 besar sepanjang musim, akhirnya tim asal Blitar ini harus terpental ke peringkat 4. Mbelitar FC hanya berhasil membawa pulang 4 dari 15 poin maksimal di bulan September. Usaha Mbelitar FC untuk merebut gelar juara dan mengejutkan para pecinta IDFM League semakin berat. Posisi Mbelitar FC diikuti oleh Bakul Lumpia dengan 54 poin, Jetta Rex Xenon dengan 53 poin serta Asgar Pride dengan poin yang sama.Yang tidak boleh lupa dari sorotan IDFM League setiap musimnya, Kurowo FC mulai kembali merangsek naik ke papan tengah. Setelah hamper terjerembab ke zona degradasi sepanjang musim, tim berlogo wayang ini naik 3 strip ke peringkat 9 setelah meraih 9 poin sepanjang bulan September. Kurowo FC berhasil menyalip Scouser Tommy dan SSB Kapal Api yang performanya tidak kunjung stabil hingga bulan September.

Keseruan tak hanya dirasakan oleh tim papan atas dan papan tengah. 8 hingga 10 tim berebut keluar dari zona degradasi. Performa mengejutkan tentu saja datang dari Omegu FC. 12 dari 15 poin maksimal berhasil didapatkan oleh Omegu FC. Performa mengkilap tersebut menyebabkan Omegu FC lepas dari posisi juru kunci untuk pertama kalinya. Omegu FC berhasil menipiskan jarak 13 poin dari zona aman di akhir bulan Agustus menjadi hanya 4 poin saja di bulan September. Dengan pertandingan yang menyisakan 3 pertandingan, bukan tidak mungkin Omegu FC memberikan kejutan dengan lolos dari zona degradasi dan tetap berada di IDFM Super League musim depan. Sang juara bertahan yang performanya tidak meyakinkan sejak awal musim justru masih terancam dengan zona degradasi. Meskipun Boexer FC memperoleh 8 poin di bulan September, Boxer FC hanya naik satu strip dari posisi 14 di akhir bulan Agustus ke posisi 13 pada akhir bulan September.Boxer FC juga hanya terpaut 8 poin dengan menyisakan 3 hingga 4 pertandingan lagi. Tak hanya Boxer FC yang terancam, gelar kandidat degradasi juga melekat pada Maung London. Tim asuhan Auzan Amanatullah ini gagal mendapatkan poin sepanjang bulan September. Performa yang amat buruk ini menyebabkan tim asal Bandung ini hanya berjarak 3 poin saja dengan zona degradasi. Jika performa tim ini tidak membaik, bukan tidak mungkin Maung London harus terdegradasi musim depan.

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

Review IDFM League edisi Agustus 2020

Tinggalkan komentar

Update IDFM League

August 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

Semakin mendekati akhir musim, keseruan IDFM Super League terus bertambah. Tak hanya perebutan tahta juara saja, namun harga diri di papan tengah dan perjuangan menghindari papan bawah patut menjadi sorotan para pecinta IDFM League. de Facolda masih menduduki posisi pemuncak klasemen selama bulan Agustus. Namun performa tim asal Jogja ini tidak semengkilap di bulan Juli pada saat Bakti Ilham Akbar menyabet penghargaan sebagai Manager of The Month bulan Juli, meskipun meraih 13 poin dari 18 poin maksimal yang dapat diperoleh di bulan Agustus. Meskipun menjadi pemuncak klasemen selama 2 bulan, de Facolda tidak boleh terlena karena FC Wow tiba-tiba muncul ke peringkat 2. Penampilan impresif tim asuhan Tataq Harjuna ini selama bulan Agustus menyodok posisi FC Wow dari peringkat 6 ke peringkat 2 klasmen. FC Wow memperoleh 14 poin selama bulan Agustus dan kini hanya berjarak 1 poin dari pemuncak klasmen. Menyodoknya FC Wow ke peringkat 2 menggeser posisi Mbelitar FC dan Jetta Rex Xenon ke peringkat 3 dan 4. Kedua tim ini masih konsisten menempel ketat de Facolda di papan atas IDFM Super League yang hanya menyisakan 9 gameweek lagi.

Di papan tengah, secara mengejutkan tim asal Sidoarjo Bakul Lumpia FC harus melorot ke peringkat 7 di akhir bulan Agustus. Padahal tim asuhan Wied Wijanarko ini cukup konsisten di papan atas hingga bulan Juli. Usut punya usut, merosotnya Bakul Lumpia FC dikarenakan hanya memenangkan 2 dari 5 pertandingan di bulan Agustus. Posisi Bakul Lumpia ini justru disalip oleh kandidat degradasi di awal musim, Asgar Pride. Semenjak jeda lebaran, tim asal Garut ini seperti menemukan sentuhan magisnya. Ega Pamungkas dan pasukannya menyabet 18 poin dari 18 poin yang tersedia di bulan Agustus. Konsistensi Asgar Pride di bulan Agustus ini menyebabkan Asgar Pride naik  4 peringkat dari peringkat 10 ke peringkat 6, memiliki poin yang sama dengan tim tersukses di IDFM League, Benchwarmers dengan 46 poin dan memiliki selisih 9 poin dengan pemuncak klasmen, de Facolda. Seperti bertukar, posisi peringkat 10 di akhir Agustus diisi oleh Scouser Tommy. Tim berlogo liver bird ini masih belum menemukan konsistensi hingga pekan ke 29. Sedangkan tim berlogo wayang, Kurowo FC masih konsisten menjaga jarak dengan zona degradasi. 9 poin yang diperoleh Faisal Deyara dan anak buahnya cukup menjaga jarak dengan zona degradasi sejauh 10 poin. Posisi yang terancam justru malah Boxer FC. Sang juara bertahan IDFM Super League dan semifinalis IDFM Cup tahun lalu benar-benar mengalami penurunan performa. Boxer FC hanya berselisih 5 poin dari zona degradasi. Dengan liga yang menyisakan 9 pertandingan saja, bukan tidak mungkin Boxer FC justru terjerembab ke divisi ke 2 musim depan. Sedangkan dari zona merah, komposisi masih tidak berubah. Omegu FC masih “nyaman” berada di juru kunci dengan raihan 19 poin. 4 poin yang diperoleh tim asuhan Presya Ramadhan ini belum mampu mendongkrak posisi Omegu FC dari peringkat 19 IDFM Super League. Uncle John akhirnya berhasil naik 1 strip ke peringkat 17. Meskipun sepanjang Agustus hanya memperoleh 3 poin sudah cukup karena Firumy FC hanya meraih 1 poin selama Agustus. Sedangkan di posisi play-off degradasi diisi oleh Ratvan Navy, dengan poin yang sama dengan Uncle John.

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

Review IDFM League edisi JULY 2020

Tinggalkan komentar

Update IDFM League July 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

Liga tertinggi dari struktur piramida turnamen Football Manager terbesar di Indonesia kembali memberikan pertunjukan yang seru. Setelah Jetta Rex Xenon mendominasi puncak klasmen selama 3 bulan, di akhir bulan Juli posisi tim asal Bogor tersebut digeser oleh Mbelitar FC. Jetta Rex Xenon justru melorot 2 peringkat ke peringkat 3 disalip oleh tim promosi, de Facolda. Tim asal Jogja ini berhasil menyabet 12 poin dari 12 poin maksimal di bulan Juli. Hasil ini mendongkrak posisi de Facolda dari peringkat 4 di akhir bulan Juni ke peringkat 2 di akhir bulan Juli, menyalip tim lawas seperti Bakul Lumpia dan Jetta Rex Xenon. Bakul Lumpia FC sendiri harus puas mendapatkan 7 dari 15 poin maksimal di bulan Juli. Selain disalip de Facolda, tim asal Surabaya ini harus rela disalip oleh juara dua kali IDFM Super League, Benchwarmers. Setelah penampilan inkonsistensi selama 4 bulan awal, Benchwarmers menunjukan mentalnya sebagai tim juara. 13 poin dari 15 poin maksimal berhasil mendongkrak posisi tim asal Jakarta ini dari peringkat 9 di akhir bulan Juni ke peringkat 4. Tentu sang pemuncak klasmen, Mbelitar FC harus waspada. Pesaing-pesaing di bawahnya sudah menunggu untuk mengkudeta tim asal Blitar ini. Keseruan tak hanya terjadi di papan atas. Papan tengah dan papan bawah juga menyajikan drama yang tak kalah menarik. Ega Pamungkas, Manager Asgar Pride yang menyabet gelar manager of the month Mei dan Juni kembali membawa tim asal Garut dalam tren positif. 8 poin dari 5 pertandingan di bulan Juli sudah cukup mendongkrak posisi Asgar Pride dari peringkat 13 di akhir bulan Juni ke peringkat 10 di bulan Juli. Yang turut menjadi perhatian adalah sang juara IDFM Premier League 2019, Kurowo FC. Tim berlogo wayang yang begitu perkasa di musim kemarin semakin terseok-seok di papan tengah. Ditambah kegagalan Kurowo FC melaksanakan pertandingan melawan Beltza yang menyebabkan tim asuhan Faisal ini mendapat pengurangan poin. Sedangkan di papan bawah, Songhek yang mendapatkan 8 poin selama bulan Juli berhasil keluar dari zona merah sehingga tim yang mengisi zona merah terdiri dari Ratvan Navy, Uncle John dan Omegu FC

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

Review IDFM League edisi Juni 2020

Tinggalkan komentar

Update IDFM League Juni 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

Lagi, lagi dan lagi. Bulan Juni masih milik Jetta Rex Xenon di puncak klasmen. Setelah menguasai klasmen di bulan April dan Mei, tim asal Bogor ini masih menunjukan keperkasaannya dengan memuncaki klasmen di bulan Juni. Walaupun hanya meraih 9 poin dari 15 poin maksimal, termasuk kekalahan dari kandidat juara lain yakni Bakul Lumpia FC, posisi Jetta Rex Xenon di puncak klasmen tidak bergoyang. Namun Jetta Rex Xenon harus waspada, karena posisi tim asuhan Daniel Dinata ini hanya berselisih 2 poin dari Mbelitar  FC dan diikuti Bakul Lumpia FC yang menikung dari peringkat 5 di bulan Mei ke peringkat 3 di bulan Juni. Bakul Lumpia FC juga tak boleh lengah karena tim asal Surabaya ini ditempel ketat oleh de Facolda dengan selisih 1 poin saja. Disisi lain, Sehai United yang di bulan Mei ada diperingkat 4 harus turun 4 peringkat ke peringkat 7, karena performa yang tidak konsisten di bulan Juni.

Selain perebutan papan atas yang semakin sengit, kondisi papan bawah juga patut menjadi perhatian para pecinta IDFM League. Performa mengesankan Asgar Pride di bulan Mei kembali dilanjutkan di bulan Juni ini. Hanya mengalami satu kekalahan dari 4 pertandingan, Asgar Pride terus menjaga jarak dengan zona degradasi, dan berada di posisi 13. Namun usaha tim asal Garut tentu tidaklah mudah, karena 3 tim memiliki poin yang sama dengan Asgar Pride! Ya, anda tak salah baca. Boxer FC di posisi 12, Belzta yang berada di peringkat 15sama-sama mengemas 21 poin. Di zona degradasi sendiri Songhek, Uncle John dan Omegu masih betah berada di zona merah dan masih belum beranjak dari posisinya sejak bulan Mei.

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

IDFM League : The Specialist in Failures of Artupoke IDFM League

Tinggalkan komentar

Ditemui saat sedang santai di parkiran, Manager 404 Not Found sedang menunggu kedatangan orang yang dicintainya. Dinan Segara – seorang penggemar berat Arsene Wenger apakah ini artinya dia akan menjadi Specialist in Failures di Artupoke IDFM League?

***

Berasal dari Lembang Kab Bandung, manajer yang juga berprofesi paruh waktu sebagai pekerja lepas sebagai programmer ini mengakui bahwa ia adalah penggemar Arsenal dan juga manajer legendarisnya, Wenger. “Saya manager yang mempunyai filosofi, seperti Wenger. Tapi saya tetap menyesuaikannya dengan match engine,” tukas pria berkumis tipis ini.

Tim IDFM League yang mewawancarainya dari jendela mobilnya – karena kebijakan physical distancing – sempat ditinggal beberapa menit yang penuh tanda tanya kapan ia akan kembali. Untungnya kami membawa beberapa catatan sebagai pengingat, mengapa kami harus meliput Dinan secara khusus.

Ceritanya dimulai dari fase kualifikasi Artupoke IDFM League di awal musim. Bergabung di Grup E bersama empat tim lainnya, 404 Not Found asuhannya meraih hasil sempurna dengan mengoleksi 12 poin atau artinya menghabisi lawannya yang lain tanpa ampun dan ternyata kemampuannya bukan kaleng-kaleng di kancah Artupoke Championship ia masih tampil digdaya.

Rekan sejawat PS Segut Soson Soson ini hingga Mei mampu meraih 7 kemenangan dan satu kali seri dari delapan laga sebelum memasuki rehat lebaran lalu. 24 poin yang menguasai Grup A Championship, laju Laman yang Dapat Ditemukan nyaris tak terhenti. “Saya pemain lama, saya sudah main FM sejak 2008 sebelumnya akhirnya vakum dan kembali di FM19, ” ujar Dinan.

Ditanya sekembalinya ia dari mengantarkan yang tercinta, ia menjelaskan mengenai filosofinya secara lebih dalam. “Saya mengagumi Wenger tapi saya tahu ada yang bisa diperbaiki dan diaplikasikan di gim ini. Apabila Anda memperhatikan saya senantiasa memilih pemain sayap yang cepat, itu adalah cara saya untuk menerapkan filosofi Wenger-ball dengan lebih baik,” sambungnya. “Saya juga melihat ada yang bisa dilakukan melalui bola mati. Maka dari itu saya sering memilih pemain dengan eksekusi bola mati yang baik, sekaligus pemain dengan kekuatan bola udara. Itulah alasan saya banyak menggunakan DM di 4231 dan 442, demi menambah peluang kesuksesan bola mati.”

Posisi gelandang bertahan semakin berevolusi di sepak bola modern. Mulai dari sebagai pemula serangan, pembagi bola hingga sebagai benteng pertama pemutus serangan lawan. Tapi untuk 404 Not Found, menjadi DM di timnya berarti harus menjadi sosok yang mampu bertahan atau menyerang. Bahkan yang lebih ekstrim lagi, Dinan biasa baru menentukan peran posisi tersebut di 20 menit awal! “Saya sangat adaptif dalam pertandingan,” Ujarnya.

Perdebatan yang cukup unik terjadi mengingat fans klub Meriam London yang sering delusi, bahwa Arsenal-nya Wenger bermain lebih atraktif dibanding Barcelona-nya Pep Guardiola. “Betul, saya mengaplikasikannya di FM dan ternyata cukup memuaskan. Menyerang dari sisi manapun terlihat indah attacking flow-nya, dengan match engine sekarang itu memungkinkan dibanding sebelumnya yang punya kecenderungan bek melakukan long pass,” Sambung Dinan ketika ditanya perbandingan antara Arsenal di era Wenger dan aplikasinya di Football Manager.

“Sebenarnya, hasil yang saya dapatkan berasal dari trial and error. Tidak hanya uji coba, tapi juga melakukan evaluasi menyeluruh,” kata Dinan menambahkan. Ia pun menyatakan tidak perlu malu-malu untuk bersilaturahmi di forum-forum seperti FMBase, FMScout dan SI Games yang menunjukkan berapa banyak jam yang ia investasikan untuk menjadi salah satu kandidat kuat promosi musim ini. “Kalau perlu berkunjung ke streamer Twitch, untuk mencari inspirasi,” sambungnya panjang lebar sekaligus mengajak tim-tim lain yang terpuruk untuk lebih banyak mencari inspirasi di banyak tempat.

Kompetisi Artupoke IDFM League yang sangat intens menurutnya menjadi daya tarik tersendiri, “Ini kompetisi yang saya cari selama ini. Walaupun awalnya hanya ikut-ikut teman, sampai beli FM ori pertama kali.” Tetapi walaupun berkompetisi dengan ketat, setiap peserta IDFM League tidak boleh melupakan tujuan awal adanya kompetisi ini yaitu silaturahmi dan kebersamaan: “ini demi FM dan Miles untuk merilis Football Manager berbahasa Indonesia bukan?” Tutupnya. Meskipun sempat disorot karena ucapan Jose Mourinho sebagai Spesialis Kegagalan, Arsene Wenger dan warisannya jelas terlihat di sosok Dinan Segara dan 404 Not Found. Tepatnya sebagai pemuncak sementara Group A Championship Artupoke IDFM League.

Review IDFM League edisi Mei 2020

Tinggalkan komentar

Update IDFM League May 2020

REVIEW IDFM SUPER LEAGUE

IDFM League kembali berlanjut di bulan Mei. Pada Mei ini, IDFM League menyajikan 3 matchday untuk masing-masing divisi dan kemudian dilanjut dengan libur Lebaran selama dua minggu. Walaupun hanya menyajikan 3 matchday saja. IDFM League tetap menyuguhkan pertandingan yang seru dan menarik.

Dari puncak klasmen sendiri, Jetta Rex Xenon masih mengangkangi lawan-lawannya. Meskipun sempat terbantai oleh juara IDFM Premier League musim lalu, Kurowo FC dengan skor mencolok 5-1, Jetta Rex Xenon tidak goyah dan masih memperoleh 4 poin di dua pertandingan selanjutnya. Bahkan tim asal Bogor ini berjarak 9 poin dengan peringkat 2, Mbelitar FC (ada kesalahan penulisan klasmen pada desain-red). Di bawah Mbelitar FC terdapat de Facolda dan Sehai United yang menempel ketat dengan selisih 1 poin. Bakul Lumpia FC juga masih menempel Sehai United dan de Facolda dengan selisih 2 poin. Sementara sang juara bertahan, Boxer FC masih susah payah menjauhi papan bawah dan berada di posisi 14 dengan raihan 14 poin, hanya berselisih 2 poin dengan zona degradasi. Ratvan Navy dan Uncle John menemani Omegu FC di zona degradasi.

Kabar mengejutkan datang dari Lich King FC. Sang manager, Bijak Riyandi Ahadito memutuskan untuk keluar dari IDFM Super League karena kesibukan di dunia nyata cukup mengganggu waktu partisipasi di IDFM Super League. Sesuai dengan statuta IDFM League pasal 14 ayat 5, semua pertandingan yang melibatkan tim yang mengundurkan diri akan dihapus. Sehingga nantinya tiap tim mengakhiri liga dengan 36 kali bermain. Selain itu, mulai musim ini IDFM League memberi penghargaan kepada manager yang menunjukan performa apik setiap bulan, dan menyelenggarakan voting untuk penghargaan gol terbaik yang submit oleh peserta untuk penghargaan gol terbaik.

Cek detailnya di halaman selanjutnya :

IDFM League : BEDAH TAKTIK 4-4-2 Klasik

Tinggalkan komentar

Si Klasik yang Kembali Jadi Idola

Di IDFM League 2017 dan 2018 tiga striker jadi idola karena mampu meng-exploit bagian half space di antara bek tengah dan full-back.

2015-09-24_Half-Space
half space yang warna orange

Di IDFM League 2019 ada exploit di bagian set piece yang sangat menyebalkan. Tapi di IDFM League 2020, ada yang jauh lebih menarik dibanding dua exploit sebelumnya lewat sebuah formasi klasik yang kembali menjadi idola.

Pada tahun akhir tahun 90an dan awal 2000an, tim-tim Eropa yang menjadi kiblat taktik sepak bola didominasi dengan formasi 4-4-2 klasik. Dengan empat pemain belakang sejajar, empat pemain tengah dan dua penyerang tengah. Ambil contoh Manchester United saat meraih treble di tahun 1999 yang menggunakan formasi dasar ini.

Manchester United 1999/2000 (4-4-2) - Football tactics and ...
Manchester United 1999/2000

Di Artupoke IDFM League 2020, secara mengejutkan taktik yang menjadi pake empat bek ini menjadi idola kebanyakan tim. Menurut tim analis liga, 70% tim mengandalkan formasi dasar ini yang kemudian dikembangkan secara sendiri-sendiri.

4-4-2 sendiri adalah taktik klasik yang juga mampu membuat Blackburn memenangi Premier League 94/95, hingga membuat Juventus berjaya di masa duet Alessandro Del Piero dan David Trezeguet. Tentu saja, 4-4-2 adalah taktik yang sangat terafiliasi dengan timnas Inggris. Formasi yang gagal mengakomodir dua gelandang terbaik Inggris Steven Gerrard dan Frank Lampard.

Kekuatan

Menurut fourfourtwo.com, 4-4-2 memungkinkan tim bermain simpel dengan bola-bola direct. Dengan 4-4-2 juga memungkinkan para penyerang untuk melakukan penetrasi ke depan tanpa dukungan dari para gelandangnya.

Kekuatan lain dari formasi ini adalah permainan di sayap, dengan dua full-back dan dua sayap di lini tengah memungkinkan counter-attack yang cepat dengan merentangkan pertahanan lawan yang tidak siap. Dua kemungkinan pun terjadi, bisa melalui crossing di sepertiga akhir pertahanan lawan, atau melalui penetrasi.

Di Football Manager, situasi dengan memainkan MR/ML membuat lebih banyak space untuk berkreasi dan menekan pertahanan lawan dengan menciptakan chaos di depan empat bek lawan – apabila lawan tidak memainkan DM. Inilah yang dilakukan oleh beberapa tim di Super League seperti De Falcoda dan Sehai United yang sukses dengan formasi klasik ini.

Saat bertahan 4-4-2 memungkinkan tim bermain disiplin dengan menjaga space antar line yang hanya bisa dimaksimalkan apabila tim lawan mampu bermain antar lini dengan baik lewat umpan-umpan pendek, atau penggunaan DM seperti DLP-S atau Regista ataupun penggunaan AMC demi mengadakan posisi pemain yang berada antar lini.

Kekurangan

Jose Mourinho di masa pertama menjadi manager Chelsea pernah berkata bahwa dengan menaruh satu tambahan pemain di tengah bisa membuat sebuah tim dominan melawan 4-4-2. Dan itulah mengapa Mourinho bisa begitu digdaya di tanah Britania yang dominan dengan 4-4-2 dengan menaruh Claude Makelele di belakang Frank Lampard dan Michael Essien dan bermain 4-3-3.

Chelsea 2004–2006 “Coronation of The Special One” – Football Musings
Chelsea 2004/2005

kerja berat untuk para gelandang tengah dalam bertahan dan menyerang juga semestinya menjadi perhatian. Karena itu banyak tim yang mulai menyesuaikan saat melawan 4-4-2 dengan 4-4-1-1 yang menambah satu pemain di area belakang pemain tengah sebagai jembatan pembagi bola, atau pun pemain yang bisa mengancam lewat pergerakan, tendangan jarak jauh, ataupun umpan-umpan daerah. Seperti yang dilakukan oleh dua tim papan atas Jetta Rex Xenon di Super League dan Dark Knight di Championship Group C.

Konklusi

4-4-2 adalah formasi yang relatif seimbang, mengandalkan speed dan kekompakan saat melancarkan serangan balik. Maka dari itu, sangatlah efektif saat tim lawan bermain dengan permainan yang mengandalkan serangan dan meninggalkan keseimbangan.

Dengan mengandalkan pemain sayap cepat dan penyerang tengah yang cepat membuat 4-4-2 sangatlah populer. Tetapi, seperti halnya teori di dunia nyata bahwa ada ruang antar lini yang bisa dieksploitasi formasi klasik tersebut semestinya bisa dikalahkan lewat kemampuan manager dengan menjadi lebih adaptif dalam pertandingan.

Older Entries