“Dari FMLovers” merupakan satu tempat yang diciptakan khusus bagi para FMLovers yang ingin menyumbangkan artikel miliknya dalam satu tema yang sama, Football Manager. Tidak ada batasan khusus topik yang harus diambil, jadi apabila kamu tertarik untuk memasukkan ceritamu ke artupoke.com. Silahkan email karyamu dalam bentuk microsoft word ke admin@artupoke.com
Salam FM 😀
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya di sini.
Sebenarnya, hal yang membuat Joe Hart tidak masuk dalam strategi Guardiola adalah karena ia tidak bisa menjadi seorang Sweeper Keeper seperti yang diinginkan Pep. Apalagi, sebelum menukangi The Citizens Pep memiliki nama Manuel Neuer di Bayern Munchen.
Dalam pertandingan pra musim menghadapi AS Roma, berkali-kali Joe Hart menjadi penyebab gagalnya serangan balik dan build-up Man City asuhan Pep, hal ini disebabkan karena ketika Hart memegang bola dan ada di posisi tanpa pressing pemain lawan ia masih kebingungan harus diberikan kepada pemain di posisi mana bola tersebut, hal inilah yang membuat Pep harus mencari opsi kiper lain yang bisa melancarkan rencana permainan sesuai yang ia inginkan.
Pilihan Pep untuk menjadi kiper utama Manchester City akhirnya jatuh kepada Ederson Moraes, walaupun masih berumur 24 tahun ia bisa menyingkirkan Claudio Bravo yang notabene adalah kiper utama sekaligus kapten Timnas Cile dengan banyak prestasi bersama klub sebelumnya, Barcelona maupun timnas Cile sendiri.
Apa yang membuat Pep lebih memilih Ederson? Hal ini karena Ederson sudah mahir untuk mengisi pos Sweeper Keeper yang diinginkan Pep. Hasilnya, pada akhir musim 2017-2018 Ederson berhasil membantu City keluar sebagai kampiun Liga Inggris.
PENUTUP
Memang tak mudah menjadi seorang Sweeper Keeper, banyak syarat yang harus dimiliki terutama keahlian dalam melakukan short pass maupun long pass, karena hal ini menjadi faktor utama dalam memulai suatu build-up play. Keberanian dan ketepatan mengambil keputusan juga tentunya menjadi peran pendukung dalam berhasilnya seorang penjaga gawang memainkan role Sweeper Keeper.
Ada banyak nama besar lain yang sekarang dinilai hebat dalam mengisi role Sweeper Keeper ini, seperti Marc-Andre Ter Stegen, Jasper Cillessen, dan juga David de Gea. Mereka bukan hanya penjaga gawang yang mampu memberikan komando untuk mengorganisir pemain belakang, tapi juga lihai dalam mengalirkan bola kedepan untuk membantu timnya menciptakan gol.
Inilah sepakbola, semakin berkembangnya zaman sepakbola juga akan terus melahirkan evolusi baru baik dari pemain maupun taktikal. Dan setiap pemain yang ingin terus bersinar harus bisa mengikuti arus perkembangan zaman tersebut. Manuel Neuer menjadi contoh nyata lahirnya seorang kiper yang bisa melakukan multi-tugas diatas lapangan, dan Joe Hart pun menjadi contoh bahwa kiper tradisional perlahan mulai tergerus oleh perkembangan sepakbola yang semakin modern.
\\follow me @Rtupoke and the Fan Page or subscribe this blog ya FM Lovers. Keep Sharing//
Tinggalkan Balasan